Minggu, 11 Desember 2011

I have no one...

I have no one...
aku sering merasa bingung, dengan siapa aku harus menangis, dengan siapa aku harus menumpahkan isi hatiku, dengan siapa aku harus bersandar....
sepertinya tak seorang pun tahu apa yang aku rasakan disaat seperti ini...
aku kehilangan dua kali kesempatan untuk menjadi seorang ibu, untuk menjadi wanita seutuhnya...mereka tidak mengerti, walau aku terlihat tegar di luar, tapi aku sangat-sangat hancur di dalam....apalagi aku harus menghadapi suami ku yang sama kecewanya denganku, walau dia berusaha terlihat tegar juga di depanqu....aku tahu dia kesal karna ini.
Aku tidak ingin menyalahkan siapa-siapa... aku sudah berusaha untuk berhati-hati...aku tak tahu apa rencana Tuhan untuk ku.

Tuhan...hanya Engkau yang dapat menolong hamba...
hanya Engkau yang dapat menjadikan yang tidak mungkin menjadi mungkin....
hanya pada-Mu hamba berserah diri...

Rabu, 15 Juni 2011

Peri Cintaku - Marcell

Di dalam hati ini hanya satu nama

yang ada di tulus hati ku ingini

kesetiaan yang indah takkan tertandingi

hanyalah dirimu satu peri cintaku

benteng begitu tinggi sulit untuk ku gapai

huuuuuu

aku untuk kamu, kamu untuk aku

namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda

tuhan memang satu, kita yang tak sama

haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi

benteng begitu tinggi sulit untuk ku gapai

huuuuuu

aku untuk kamu, kamu untuk aku

namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda

tuhan memang satu, kita yang tak sama

haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi

bukankah cinta anugerah berikan aku kesempatan

tuk menjaganya sepenuh jiwa oooh

(aku untuk kamu, kamu untuk aku

namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda)

tuhan memang satu, kita yang tak sama

haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi

(aku untuk kamu, kamu untuk aku

namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda)

tuhan memang satu, kita yang tak sama

haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi

Senin, 09 Mei 2011

Mengapa Aku Menahan Amarahku Kepada Suamiku..

Suatu hari, dua orang wanita yang bersahabat saling bertemu dan bertukar cerita. Salah satu dari mereka lalu mengungkapkan rasa penasarannya bahwa sahabatnya terlihat sangat jarang sekali marah kepada sang suami, atas bagaimanapun perlakuan yang diterimanya.

Lalu sang sahabat berkata....

Ketika kemarahan itu sudah sampai diubun- ubun, lalu aku masih menahannya dan mencoba tetap mendidik diriku untuk tetap mengingat betapa jasanya yang dalam himpitan kesusahan, lelah dan penat, dia berusaha mencukupi nafkah untuk aku dan keluargaku. Dan tidak jarang pula, akhirnya dia melupakan perawatan atas dirinya sendiri.

Aku seperti halnya kamu, adalah seorang wanita, yang memang diciptakan lebih lemah dari pada lelaki. Dan saat kelemahanku itu hadir dan mengusik mereka, seribu satu kemakluman mereka hadirkan untuk tetap mengerti kekurangan kita sebagai wanita.

Terkadang keegoisan kami sama- sama datang, namun akhirnya naluri mengalahnya atas perempuan manja yaitu aku pun muncul. Direngkuhnya aku dan terucaplah perkataan maaf itu. Dan, dari disanalah akhirnya perdamaian kami tercipta. Semakin mesra.

Tapi....

Tidak jarang pula, ketika rasa "keunggulannya" sebagai lelaki hadir dan membuatnya sedikit terbawa dalam ego, hal itu memang membuatku sedikit sakit hati, yah aku kan hanya manusia. Namun kesempatan itu tidak aku sia- siakan, aku tata batinku sedemikian rupa sehingga aku terlihat menyenangkannya dalam luasnya hatiku menerimanya. Aku yakin, Tuhan yang Maha Melihat akan lebih sayang kepadaku saat itu.

Saat tiada teman berbagi, dialah yang menyediakan pundaknya yang kuat untukku menangis. Kekuatan pikiran dalam logisnya dia berpikir, yang jelas- jelas memang lebih kuat dari pada aku, akhirnya memberi ruang bagiku sejenak untuk merasa nyaman dan terlindungi. Sekuat- kuatnya wanita didunia ini, tapi sesuai dengan kodratnya, wanita tetap dan pasti akan merasa butuh diayomi oleh laki- laki.

Rasanya tiada teman yang paling pantas aku akrabi selain suamiku. Dan memang sebagai manusia biasa, dia tidak akan lepas dari kekurangan, seperti halnya aku. Lalu setelah semua itu aku sadari, untuk alasan apalagi aku harus menuntutnya menjadi sempurna? Dan dalam keterbatasan serta kekurangannya sebagai manusia, masih pantaskah aku menuntutnya untuk harus selalu berlaku dan memberi lebih kepadaku?

Dan bukan berarti aku merendahkan diriku sendiri atasnya, namun.. dengan kalimatku ini, aku mencoba sadar diri, betapa aku mempunyai banyak kekurangan sebagai wanita. Dan dia tetap memilih aku, dan memutuskan untuk menghabiskan sisa waktu hidupnya denganku, membimbing, mengayomi, dan menafkahi aku. Lalu, berilah aku satu alasan, dari celah mana aku bisa tetap beralasan untuk tidak bisa menahan lidahku atas suamiku?

Dan menahan kemarahanku padanya, akan memberi gambaran jelas tentang diriku, istrinya, yang sebenar- benarnya. Jika aku selama ini belum dapat membuatnya bangga, mungkin saat inilah yang tepat bagiku mengukir kenangan yang dapat membanggakannya. Membuatnya bangga bahwa aku adalah istri yang dapat tetap mengertinya, bahkan dalam keadaan marah sekalipun. Setelah itu, aku yakin dia akan berkata pada hatinya, bahwa dia bersyukur telah meletakkan pilihan atas separoh hidupnya kepadaku.

Dan apakah kau tahu, bahwa suamiku adalah ladang amal yang akan membawa ku kepada surga yang abadi. Keiklasannya adalah kunci pembuka pintunya, dan mengalah sedikit bukan berarti menjadi budaknya, namun sikap sabar itu yang justru akan memuliakan kita dihadapannya.

Maka aku belajar untuk tidak merelakan hidup dan hatiku diatur oleh rasa. Rasa amarah, rasa benci, dan apapun yang justru akan membelokkan fokusku dari menghimpun pahala dari Sang maha kuasa. Maka dari itu pula, aku ingin mencintai suamiku karena Sang Pencipta Alam Semesta. Hanya karena Tuhan, jadi setiap kali aku marah kepadanya, aku akan kembali mengingat Tuhan dan mengingatnya hanya sebatas manusia yang penuh dengan kekurangan seperti halnya aku. Hal itu yang menjauhkanku dari penghakiman apapun atas suamiku. Setelah itu, betapa hanya keteduhan yang akhirnya memenuhi hatiku, dan hilanglah amarahku.

(Grab from Syahidah)


Selasa, 19 April 2011

Honesty by Billy Joel

If you search for tenderness
it isn't hard to find.
You can have the love you need to live.
But if you look for truthfulness
You might just as well be blind.
It always seems to be so hard to give.

Honesty is such a lonely word.
Everyone is so untrue.
Honesty is hardly ever heard.
And mostly what I need from you.

I can always find someone
to say they sympathize.
If I wear my heart out on my sleeve.
But I don't want some pretty face
to tell me pretty lies.
All I want is someone to believe.

Honesty is such a lonely word.
Everyone is so untrue.
Honesty is hardly ever heard.
And mostly what I need from you.

I can find a lover.
I can find a friend.
I can have security until the bitter end.
Anyone can comfort me
with promises again.
I know, I know.

When I'm deep inside of me
don't be too concerned.
I won't as for nothin' while I'm gone.
But when I want sincerity
tell me where else can I turn.
Because you're the one I depend upon.

Honesty is such a lonely word.
Everyone is so untrue.
Honesty is hardly ever heard.
And mostly what I need from you.

Selasa, 19 Oktober 2010

Emosi...


Emosi membuat semuanya menjadi ndak enak....
Hmmmm... tapi harus terima itu sebagai bumbu dari suatu hubungan...
Memang ndak mudah memahami satu sama lain,masih harus banyak belajar lagi...
Harus tahu bahwa kadang pasangan menginginkan untuk "sendirian" dalam arti yang sebenar-benarnya "sendirian"...
Komunikasi adalah hal yang penting bila ada hal yang membuat pasangan merasa ndak enak...
Jika hanya diam saja..bagaimana pasangan bisa tahu apa yang terjadi...
Tapi itulah, memang harus ada yang mengalah, agar ndak menjadikan "sendirian" itu tadi berkelanjutan... :) 

Minggu, 17 Oktober 2010

Biru - By Vina Panduwinata

Tiada pernah aku bahagia
Sebahagia kini oh kasih
Sepertinya kubermimpi
Dan hampir tak percaya
Hadapi kenyataan ini

Belai manja serta kecup sayang
Kau curahkan penuh kepastian
Hingga mampu menghapuskan
Luka goresan cinta
Yang sekian lama sudah menyakitkan

Kau terangkan gelap mataku
Kau hilangkan resah hatiku
Kau hidupkan lagi cintaku
Yang telah beku dan membiru

Kini tetes air mata haru
Menghiasi janji yang terpadu
Tuhan jangan kau pisahkan
Apapun yang terjadi
Kuingin selalu dekat kasihku

Rabu, 29 September 2010

And I Love You So


And I Love you so...
The people ask me how, How I've lived till now...
I tell them I don't know...
I guess they understand, How lonely life has been...
But life began again, the day you took my hand...

And yes I know how lonely life can be...shadows follow me..
The night won't set me free....
But I don't let the evening get me down...
Now that you're around me....

And you love me too...Your thoughts are just for me...
You set my spirit free...I'm happy that you do...

The look at life is brief... Once the page is read...
All about love is dead .... this is my belief....
But I don't let the evening get me down...
Now that you're around me....